Pekerjaan di Jepang – Memasuki usia 30 tahun ke atas sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang ingin Pekerjaan di Jepang. Persaingan di pasar kerja Jepang dikenal ketat, dan banyak perusahaan masih mengutamakan kandidat yang lebih muda karena dianggap lebih mudah beradaptasi, memiliki energi lebih, dan bisa dibentuk sesuai budaya kerja mereka sejak awal. Selain itu, Jepang memiliki sistem senioritas dan pelatihan jangka panjang yang membuat perusahaan cenderung merekrut pegawai muda untuk investasi jangka panjang. Faktor lain seperti tuntutan kemampuan bahasa Jepang yang tinggi, persyaratan fisik untuk pekerjaan tertentu, Mengapa umur 30 tahun susah mendapatkan pekerjaan di Jepang dianggap kurang fleksibel terhadap perubahan, turut mempersempit peluang. Meski begitu, bukan berarti kesempatan benar-benar tertutup. Dengan keterampilan yang relevan, pengalaman kerja yang solid, serta kemampuan komunikasi yang baik, peluang bekerja di Jepang di usia ini tetap terbuka, meskipun jalurnya mungkin lebih menantang.

Berikut ini beberapa alasan Mengapa Umur 30 Tahun Ke Atas Lebih Sulit Mendapatkan Pekerjaan di Jepang
1. Sistem Pelatihan dan Budaya “Fresh Graduate” di Jepang
Di Jepang, banyak perusahaan menerapkan sistem rekrutmen massal untuk fresh graduate yang baru lulus SMA, D3, atau S1. Mereka lebih memilih kandidat muda yang masih bisa dibentuk dari awal sesuai budaya kerja perusahaan. Bagi pelamar berusia 30 tahun ke atas, perusahaan Jepang cenderung menganggap bahwa mereka sudah memiliki pola pikir dan kebiasaan kerja sendiri yang lebih sulit diubah. Apalagi jika belum memiliki pengalaman kerja di Jepang sebelumnya, adaptasi bisa menjadi tantangan tersendiri.
2. Visa Kerja dan Batas Usia Tidak Tertulis
Secara resmi, Jepang tidak menetapkan batas usia maksimal untuk bekerja. Namun, kenyataannya banyak program kerja ke Jepang seperti Specified Skilled Worker (SSW) atau pemagangan (technical intern) memiliki batasan usia tidak tertulis, biasanya antara 18–29 tahun. Perusahaan juga mempertimbangkan produktivitas jangka panjang, sehingga usia 30 tahun ke atas dianggap kurang “ekonomis” untuk pelatihan dan kontrak kerja jangka menengah.
3. Persaingan dengan Calon yang Lebih Muda
Di Jepang, banyak industri seperti manufaktur, perhotelan, dan perawatan lansia (kaigo) membutuhkan tenaga kerja fisik dan stamina tinggi. Dalam proses seleksi, pelamar yang lebih muda sering kali dianggap lebih cocok untuk posisi tersebut. Akibatnya, pelamar berusia di atas 30 tahun harus bersaing lebih ketat dan menunjukkan nilai tambah lebih kuat, seperti kemampuan bahasa Jepang (JLPT N3 ke atas), pengalaman kerja relevan, atau keahlian teknis khusus.
4. Kesalahan Umum: Terlambat Memulai Persiapan

Banyak orang yang baru mempersiapkan diri untuk kerja ke Jepang setelah usia 30 tahun, saat peluang justru semakin menyempit. Padahal, proses belajar bahasa Jepang dan mendapatkan sertifikasi bisa memakan waktu 1–2 tahun. Ini membuat mereka kalah start dengan pelamar yang lebih muda dan sudah siap lebih awal.
5. Masih Ada Harapan, Tapi Butuh Strategi
Meski lebih sulit, bukan berarti mustahil. Ada jalur kerja ke Jepang untuk usia 30 tahun ke atas, seperti:
- Visa Engineer/Specialist (untuk yang punya gelar & pengalaman kerja)
- Visa Tokutei Ginou (SSW) sektor tertentu yang lebih fleksibel
- Lowongan langsung dari perusahaan Jepang yang membutuhkan keahlian spesifik
Kuncinya adalah fokus pada keahlian, penguasaan bahasa Jepang, dan persiapan yang matang sejak awal.
Mengapa umur 30 tahun susah mendapatkan pekerjaan di Jepang cukup nyata, bukan berarti pintu kesempatan tertutup rapat. Justru di usia ini, banyak kandidat memiliki keunggulan yang tidak dimiliki pekerja muda, seperti pengalaman kerja yang matang, keterampilan spesifik yang terasah, serta kemampuan mengambil keputusan yang lebih bijak. Kuncinya adalah menyesuaikan strategi melamar, misalnya dengan menargetkan industri atau posisi yang membutuhkan tenaga ahli berpengalaman, memperkuat kemampuan bahasa Jepang, serta menunjukkan nilai tambah yang relevan bagi perusahaan. Selain itu, membangun jejaring profesional, baik secara online maupun melalui komunitas, dapat membantu membuka peluang yang mungkin tidak diiklankan secara terbuka. Memang jalan yang ditempuh mungkin lebih terjal dibanding mereka yang lebih muda, namun dengan persiapan yang tepat, sikap fleksibel, dan kesediaan untuk terus belajar, peluang untuk bekerja di Jepang di atas usia 30 tetap ada dan bisa diraih.
Kerja di Jepang by skillbridge. Yuk daftar di link ini untuk penjelasan program via zoom meeting (Gratis) https://s.id/kerjajepang via WA 0822 9534 5875 (Rangga). untuk terhubung langsung dengan tim.